Sabtu, 04 Juli 2009

Kerenggangan Hubungan dengan Orang Tua

Ada temenku yang bilang, klo mereka bosen berada di rumah, lebih enak mah tinggal di jogja bareng temen2. Dirumah tu ga enak, biarpun kumpul2 ma keluarga, tapi ujung2nya cuma disuruh2. Disuruh beli ini lah, disuruh beli itulah, disuruh nganter inilah, disuruh bantu itulah. Rasanya seperti semua dibebankan kepadannya. Padahal niatnya pulang adalah berhenti sejenak dari aktivitas di jogja yang mungkin terlalu padat dan sangant menyita waktu, tenaga dan pikiran. Tapi sesampainya dirumah malah disuruh bekerja lagi, bahkan malah sampai ada yang dimarah2i gara2 diperintah ma orang tua aja ga mau. Implikasinya, hubungan dengan keluarga dirumah jadi bisa renggang. Ekstrimnya, remaja2 itu bilang, klo mereka lebih care dengan temen sendiri daripada dengan keluarga mereka. So, sebenarnya, kenapa bisa jadi seperti ini? apakah ini karena mereka terbiasa sendiri? atau memang karena teman2 mereka lebih peduli dengannya?

Analisaku, Pertama, Keberadaan Fisik memang penting. Orang akan senang jika kita selalu berada di sampingnya. Dan ini bukan sekedar bualan. Tapi benar2 jasad ataupun fisiknya benar2 berada di sampingnya. Ini akan menimbulkan kesan bahwa dia selalu ada meskipun tidak berbuat apa-apa. Secara psikis, keberadaan ini akan mendorong pada perasaan bahwa keberadaannya di akui. Dan ketika orang diakui, dia akan sangat merasa bangga dan akan terus mempertahankan keakuannya itu. Dan perasaan ada orang disampingnya membuat dia tenang, karena pasti akan ada selalu orang yang membantunya tanpa perlu dia memintanya. Orang akan senang dengan keberadaan fisik kita.

Kedua, Remaja tidak suka diperintah. Yah, mungkin ini memang hal wajar. Remaja ingin dirinya di anggap sebagai raja. Perintah dari siapapun, entah itu teman atau orang tua, sebenarnya mereka merasa risih untuk mematuhinya. Karena dengan perintah seperti halnya anak kecil yang belum mempunyai inisiatif apa-apa. Seharusnya bukan diperintah, tetapi dibangkitkan kesadarannya supaya dia mampu berinisiatif yang baik. Tentunya ini dengan adanya komunikasi di antara kedua belah pihak, antara orang tua dan remaja. Bukan malah dengan berdiam diri. Ini hanya akan menimbulkan ketidakterbukaan hubungan orang tua dan anak. Saling terbuka dan komunikasi, itulah hal yang penting.

Ketiga, Tidak ada perasaan cinta keluarga. Yang namanya cinta, tanpa disuruhpun apapun pasti dilakukannya. Saat disuruh membantu orang tuanya saja tidak mau, itu berarti dia tidak cinta dengan keluarganya. Lalu, apa sebenarnya yang mampu menumbuhkan rasa cinta? yang mampu menumbuhkan rasa cinta adalah kesediaan akan selalu ada, kesediaan akan kepeduliaan, dan kesediaan untuk menomorduakan yang lain. Cinta memang rumit, apalagi cinta dengan orang tua dan anak, tidak bisa dilukiskan, orang tua memiliki cara tersendiri untuk mencintai anak2nya, dan anak2nya pun memiliki persepsi tersendiri dengan cara seperti apa dia ingin dicintai. So, memang harus ada saling pengertian di antara keduanya.

Hanya sedikit ini memang yang baru bisa aku analisa. Tentunya, berkaitan dengan masalah ini, harus ada keterbukaan dari kedua belah pihak untuk selalu berkomunikasi. Dan juga harus ada keinginan untuk memperbaiki hubungan. Masing-masing harus bisa berintrospeksi diri kenapa hal ini bisa terjadi, jangan ada perasaan untuk menyalahkan satu-sama lain, yang diperlukan adalah pikiran positif untuk bagaimana supaya hubungan menjadi baik.

0 komentar:

Posting Komentar

FikriTheAdventurer © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute